时间:2025-05-22 23:49:42 来源:网络整理 编辑:休闲
Warta Ekonomi, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan bagi pelaku i quickq苹果下载的链接
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan bagi pelaku industri kreatif di bidang fesyen dan kriya melalui Creative Business Incubator (CBI).
Program pendampingan bisnis tersebut merupakan upaya Kemenperin mencetak wirausaha baru di berbagai daerah untuk menjadi pelaku industri yang adaptif, bahkan juga mendorong mereka dapat berkembang dan naik kelas.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Pentingnya PBA untuk Penguatan Industri Nasional
Tahun ini, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) yang menjalin kerja sama dengan praktisi dan akademisi di bidang kewirausahaan dan bisnis, telah melaksanakan Program CBI 2025 untuk mengembangkan wirausaha muda di sektor industri kreatif fesyen dan kriya. Program coaching ini merupakan tahap pendampingan kedua setelah pendampingan klasikal inkubator bisnis yang digelar tahun lalu.
“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor. Melalui coaching CBI ini, sebanyak 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan yang dialami dalam pengembangan bisnisnya sehingga mampu naik kelas,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (22/5).
Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Ciputra, menunjukkan bahwa sebanyak 74,03 persen bisnis akan bertahan dan berkembang setelah didampingi oleh mentor. Pendampingan yang tepat, menurut riset tersebut, dapat mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan mendorong terciptanya bisnis yang lebih berkelanjutan.
Oleh sebab itu, menurut Reni, kerja sama pendampingan di bidang kewirausahaan ini menjadi program penting demi meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku bisnis. Apalagi, dari tahun ke tahun, Program Coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis.
Reni menambahkan, sinergitas dan kolaborasi dalam pendampingan bisnis bagi pelaku industri atau wirausaha muda juga diharapkan dapat memperkuat kontribusi industri manufaktur nasional. Badan Pusat Statistik menyebutkan, sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia tumbuh sebesar 4,31 persen pada triwulan I Tahun 2025.
Sementara itu, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB juga mengalami peningkatan, yaitu mencapai 17,50 persen pada triwulan tersebut.
“Program coaching adalah implementasi dari rencana pengembangan bisnis yang disusun pada tahap kelas klasikal (tahun pertama program CBI). Program Coaching 2025 akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan target pendampingan yang terstruktur,” jelas Reni.
Adapun 10 peserta terpilih dalam Coaching CBI 2025, yaitu Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji.
“Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan omzet dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah,” papar Reni.
Hal tersebut juga didorong oleh peningkatan pendampingan kewirausahaan yang akan mendongkrak inovasi dan kreativitas dalam rangka menciptakan lapangan kerja sehingga tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Rasio kewirausahaan
Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menyebutkan, rasio kewirausahaan Indonesia adalah 21,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand (17,8%), Malaysia (13,4%) dan Vietnam (15,2%). Namun, laporan tersebut juga mencatatkan bahwa tingginya nilai ini tidak diikuti dengan nilai tambah dan produktivitas yang tinggi.
“Untuk itu, menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya pemerintah, akademisi dan sektor swasta, untuk bersinergi guna menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik agar bisa membawa para wirausaha muda naik kelas, sehingga produk lebih bernilai tambah, omset meningkat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” tegas Dirjen IKMA.
Halaman BerikutnyaHalaman:
Bagikan Dividen Rp1,7 Triliun, Kalbe Farma Juga Sediakan Dana Rp250 Miliar untuk Buyback2025-05-22 23:29
APPSI Sebut Kelangkaan Minyak Goreng Akibat Penetapan HET2025-05-22 23:25
Perwira TNI Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Tangsel, Kostrad Ambil Tindakan Tegas2025-05-22 23:12
Kemenkes Pastikan Kualitas PPDS Hospital Based Setara Internasional2025-05-22 23:05
MAX干货丨优秀的平面设计作品集真的有标准吗?反正注意这几点准没错了!2025-05-22 22:13
Deretan Talenta Terbaik Dunia Jebolan Piala Dunia U2025-05-22 22:02
Beri Keringanan Angsuran, Ibu Rumah Tangga di Tangerang Selatan Nyaris Diperkosa Debt Collector2025-05-22 21:52
Pulau Jawa Semakin Padat, Jokowi Ungkap Keuntungan Masyarakat Jika Tinggal di IKN2025-05-22 21:48
Akun Instagram Unpad Akhirnya Pulih Udai Diretas, Kasus Penipuan Tetap Diusut2025-05-22 21:44
Disorot BEI Soal Volatilitas Transaksi, Emiten Sawit PTPS Buka Suara2025-05-22 21:27
Gugatan Ditolak, Habis ini Mau Ngapain Lagi Prabowo?2025-05-22 23:48
Kemenekraf Siap Fasilitasi Kolaborasi dan Perlindungan KI Batik Jawa Barat2025-05-22 23:47
HAPUA Audit Summit 2024: PLN Perkuat Audit Internal untuk Akselerasi Transisi Energi2025-05-22 22:16
4 Cara Sehat Masak Mie Instan, Makan Tanpa Rasa Bersalah2025-05-22 22:15
Perbaikan Smelter PTFI Gresik Lebih Cepat dari Jadwal, Siap Hasilkan Katoda Tembaga di Akhir Juni2025-05-22 22:13
Ke Mana Orang2025-05-22 21:55
Ada Investor yang Buang 4,6 Juta Lembar Saham NINE, Ternyata Ini Tujuannya2025-05-22 21:39
Ada Investor yang Buang 4,6 Juta Lembar Saham NINE, Ternyata Ini Tujuannya2025-05-22 21:34
Bocoran Spesifikasi dan Harga BYD Seal 06 SUV, Enggak Listrik Murni2025-05-22 21:26
Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 12 Oktober 2023, Ini Lokasinya2025-05-22 21:22