Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Armand Wahyudi Hartono menegaskan bahwa ketidakpastian global yang terjadi saat ini bukanlah fenomena baru, melainkan bagian dari siklus sejarah yang selalu dipengaruhi oleh geografi, iklim, dan dinamika politik-ekonomi dunia.

Ia memaparkan bahwa perubahan iklim, perang dagang, dan ketegangan geopolitik bukan hanya isu kontemporer, tetapi juga telah berulang kali membentuk peradaban dunia dan memicu kebijakan ekstrem.

“Ketika negara besar bergerak ekstrem, negara lain bereaksi. Ini bukan sesuatu yang baru. Ini pola lama dalam wajah baru,” ujar Armand, dalam pernyataannya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/5/2025). 

Baca Juga: Pasar Modal RI Bakal Direformasi? BEI Intip Strategi China

Menurut Armand, memahami siklus ini penting untuk membentuk respons yang tidak reaktif, melainkan bijaksana dan strategis. Ia menekankan bahwa dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti, keseimbangan adalah kunci.

“Ini bukan tentang siapa yang paling pintar atau paling kuat, tapi siapa yang mampu menyelamatkan diri dengan beradaptasi,” katanya.

Baca Juga: Bos BEI Angkat Bicara Soal Wacana Perubahan Jam Perdagangan

Ia juga mendorong para pemimpin bisnis dan profesional, termasuk akuntan dan auditor, untuk menjadikan perubahan sebagai peluang, bukan ancaman. Transformasi, menurutnya, hanya mungkin jika ada keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

“Kita harus terus belajar dari sejarah, jangan hanya membuat kesalahan yang sama. Dunia tidak semakin mudah, tapi kita bisa menjadi lebih cerdas dalam menghadapinya,” pungkasnya.

• ·FOTO: Mantra yang Lindungi Stupa Boudhanath, Warisan Dunia di Nepal
• ·DKH Hospitals dan TVGH Taiwan Resmi Jalin Kerja Sama Strategis Bidang Kesehatan
• ·Cak Imin Ungkap Alasan PKB Gabung Koalisi dengan Prabowo Gibran: Sudah Final!
• ·Mendag Sebut Platform AI Bantu UMKM Akses Informasi Ekspor
• ·Cara Lapor Diri Piloting PPG Daljab 2024 Tahap 2 di LPTK, Ini Dokumen yang Dibutuhkan!
• ·Cak Imin Ungkap Alasan PKB Gabung Koalisi dengan Prabowo Gibran: Sudah Final!
• ·ICP Turun Jadi US$65,29 per Barel, Ini Deretan Penyebabnya
• ·Soal Formula E, Gerindra Berkeras: Ini Bukan Jualan Gado
• ·APBN Surplus Rp4,3 triliun di April 2025, Sri Mulyani Beberkan Sebabnya
• ·SRC Transformasi Toko Kelontong Jadi Pilar Ekonomi Kerakyatan
• ·Bertarung di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Pengin Banget Dipanggil 'Bang Emil'
• ·KPK Periksa Kabag Sekretaris Badan Anggaran DPR RI, Kasusnya Soal Ini
• ·Pemerintah Siap Patuhi Putusan MK soal UU Cipta Kerja, Supratman Lapor Prabowo
• ·Cak Imin: PKB Koalisi dengan Gerindra, Bersatu Luruskan Ekonomi Berbasis Konstitusi
• ·Pakar Ungkap Urgensi RUU Penilai untuk Lindungi Profesi dan Dorong Nilai Tambah Aset
• ·Akui Bersalah Soal Postingan Banjir, Polda Metro Jaya Minta Maaf